Ini mah bukan Rajaampat, Atuh. Nusa Penida
- Senin, Oktober 26, 2015
- by
- Riz Altaf
Indonesia itu lebih Indah Jika dibandingkan dengan Negara lain, Hanya saja Masyarakat Indonesia belum begitu banyak yang mengetahui di mana letak Keindahannya – Riz
Lokasinya di Banjar
Pelilit, Desa Pejukutan, Nusa Penida,
Kabupaten Klungkung - Bali. Ada
sebuah pantai yang belum begitu banyak diketahui oleh wisatawan. Bahkan
penduduk asli Balipun banyak yang belum mengenalnya. Pantai Atuh, sebuah pantai
yang menawarkan keindahan pasir putih yang lembut membentang sepanjang 500
meter dengan kondisi alam yang asri dan benar-benar masih perawan dan
tersembunyi. Dan di sana juga ada bukit yang sangat indah untuk diabadikan
dalam foto. Bukit Atuh, namanya. Untuk
mencapai lokasi, pengunjung harus
melewati tegalan penduduk dan tebing, seperti wisata trekking dengan sedikit
tantangan.
Plan memang sering
tidak sesuai dengan Aktual. Rencananya sehari kita menuju ke tiga tempat wisata
di Nusa Penida, yaitu Bukit Pantai Atuh, Pasih Uug, dan Angel’s Billabong.
Namun ternyata waktu kita tidak cukup untuk mengunjungi semuanya.
Sampai di Pelabuhan Tradisional Sampalan Nusa Penida,
Baca ceritaku sebelumnya tentang bagaimana cara menuju ke Nusa Penida di sini: Pulau tersebut bernama Nusa Penida. Aku dan
temanku menyewa motor dengan tarif Rp. 60.000 / hari menuju ke arah Bukit Pantai Atuh dengan bantuan Google
Map. Sebelumnya bapak yang menyewakan motor memberikan peringatan ke kita, “Hati-hati
mas, jika mau ke sana”, Hati-hati gak mau pulang”. Begitu katanya J
ETA Bukit Pantai Atuh dari Google Map cukup
dekat dengan pelabuhan. Di Aplikasinya dibilang kita hanya membutuhkan waktu
kurang-lebih 30 Menit menuju pantainya. Setelah mengisi bensin di dekat
pelabuhan, kita mengikuti petunjuk GPS yaitu menuju ke arah timur pulau Nusa Penida. O, iya. Jika kalian mau ke
Nusa Penida, pastikan kalian membawa
helm sendiri. Karena ternyata di sini masyarakat kebanyakan tidak menggunakan
helm saat mengendarai motor. Saat sewa motor kita sempat menanyakan masalah
helm, dan katanya tidak masalah tidak menggunakan helm. Walaupun bagaimanapun,
tetap jaga-jaga lah sob. Demi keamanan saat berkendara.
Estimasi waktu memang
kurang-lebih 30 menit, tapi ternyata itu belum sampai ke pantainya. Jalannya
cukup naik-turun bukit dan berbelok-belok. Di pinggir jalan sudah banyak terdapat
petunjuk arah menuju ke arah Pantai Atuh.
Hanya saja petunjuk arah tersebut terbuat dari papan kayu kecil sehingga cukup
sulit juga untuk mengetahuinya. Jalannya juga tidak selalu mulus. Banyak juga
yang masih rusak, sehingga kalian harus berhati-hati saat menuju pantai ini.
Dan, karena jalannya
berbelok-belok, naik-turun bukit, dan rusak. Maka waktu yang diperlukan untuk
menuju tempatnya juga lebih lama. Sampai di tempat yang sudah tidak bisa
dicapai dengan motor, aku melihat jam menunjukkan pukul 10.30 yang berarti kita
membutuhkan waktu satu jam dari pelabuhan menuju tempat ini. Masih dilanjutkan
dengan trekking menuju spot bukitnya
yang lumayan jauh dan cukup menguras tenaga kita di siang hari. Tetapi,
lagi-lagi pemandangan pantai yang satu ini bisa mendoktrin otak kita, memberikan
tenaga untuk menuju spot yang kita
cari.
Teringat oleh
kata-kata tadi, Memang benar sampai di pantai ini aku merasakan kedamaian yang
luar biasa. Suasana tenang, sepi, bahkan saat kita ke sini tidak ada satupun
wisatawan kecuali kita berdua. Serasa pantai
ini hanya milik kita. Waw! Dengan
pemandangan yang indah, membuat aku betah di sini. Malas untuk pulang J. Pantainya benar-benar
masih sepi dan perawan. Masih alami dan bersih. Ombaknya cukup deras
seakan-akan berteriak semangat menyambut kedatangan kita.
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
Pantas saja jika
banyak yang mengira tempat ini Rajaampat.
Dari atas bukit, pemandangan yang di suguhkan memang mirip dengan Rajaampat. Dengan pulau-pulau kecil di pinggir
pantainya. Sungguh luar biasa cantiknya. Dengan airnya yang berwarna biru
terang, sangat enak dipandang.
Cukup lama kita
beristirahat di atas bukit pantai ini. Karena kita juga membawa makanan dan minuman,
akhirnya kita makan siang dulu di sana dengan pemandangan yang luar biasa.
Walaupun sepi, tapi
sangat disayangkan ternyata di sini masih saja banyak kita temui sampah plastik.
Ingat ya sob, jangan membuang sampah sembarangan. Apalagi di tempat yang indah
seperti ini. Masa bawa botol plastik kosong aja tidak kuat? Kalau tidak kuat
membawa pulang bungkus makanan / minuman, mending gak usah bawa aja sekalian.
Jangan tinggalkan apapun kecuali Jejak… dan Kenangan J
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
![]() |
- |
Kenapa yah, kalo orang yang foto-foto selalu keliatan bagus. Kalo gue yang foto, hasilnya biasa-biasa aja. Rada ngiri nih gue sama foto-foto di pos ini. Bah.
BalasHapusSebenarnya bagus tuh relatif hehe.. banyak hal yg mempengaruhi foto alam, selain pengambilan sudut, cuaca & waktu juga berpengaruh
Hapusindah banget, air laut yang biru ditambah dengan bukit batu yang ada disana menambah keindahannya, kirain raja ampat.. hhe
BalasHapus