Kehujanan di Bukit Campuhan Ubud, Bali
- Sabtu, Januari 02, 2016
- by
- Riz Altaf
Tanggal 31 Desember,
2015. Kulihat di Kalender, angka 31 berwarna hitam yang berarti hari ini masuk
kerja. Dengan sedikit malas, aku langkahkan kakiku menuju kantor berharap ada
yang bisa merubah moodku yang kurang bagus hari ini.
Pukul 09.00. Suasana kantor
begitu sepi. Hanya ada aku, dan dua orang temanku di sana. Mengingat para
karyawan masih banyak yang cuti pulang kampung. Kubuka laptopku, kulanjutkan
pekerjaanku yang belum aku selesaikan mulai kemarin. 10 menit, 15 menit, 20
menit, hingga akhirnya aku menemukan kekurangan data untuk pekerjaanku. Kurang
satu foto… Hash…!!! Resiko kerja sebagai Document Maker, otak selalu pusing
gara-gara kekurangan data.
Aku buka GoogleMapku,
aku masukkan Longlat site yg kurang data tersebut. Ternyata site tersebut
berada di daerah Petulu Pejeng Kaja, Gianyar. Tanpa pikir panjang, aku dan
temanku berangkat ke sana menuju site untuk mengambil foto.
Cuaca masih cerah,
dan perjalanan lancar tanpa macet. Sampai di tempat, kita mengambil data yg
kurang sebentar lalu mencari toko terdekat untuk membeli minuman. Lumayan jauh
kita mencari minum sampai di daerah ubud. Alhasil mendengar kata “ubud” aku
teringat dengan tempat wisata yg pernah aku kunjungi beberapa tahun yang lalu,
yaitu bukit campuhan. Jalan setapak di bukit dengan pemandangan ilalang yang
hijau dan sejuk di mata.
![]() |
- |
Cukup banyak
wisatawan yang sudah ada di sana, tapi kebanyakan wisatawan asing. Dikenal juga
dengan sebutan Sunset Hill. Masyarakat adat mempercayai bukit campuhan adalah
“Bukit Suci Gunung Lebah” maka untuk menjaga kesuciannya para pengunjung
dilarang untuk berbuat tidak baik di sini. Memasuki kawasan ini, pengunjung
tidak dikenakan biaya, alias gratis J
Entah kenapa, sampai
di sini cuaca langsung berubah menjadi mendung dan tidak lama kemudian air
hujan turun dari langit. Alhasil aku dan temanku basah kuyup terkena air hujan.
Cukup berlari mencari tempat berteduh, tapi mengingat di tempat ini luas dan
hanya ada ilalang ya… mau gak mau kita harus pasrah… hehe… masa mau berteduh di
bawah pohon ilalang?
keren banget jalannya, meskipun sederhana tapi terlihat indah dengan dikelilingi ilalang di pingir-pinggirnya..
BalasHapus